|
Peluang
usaha budidaya ikan gurame sangat terbuka lebar, sebab ikan gurame
banyak memiliki penggemar fanatik. Dan juga harganya sedikit lebih mahal
dari ikan-ikan yang lain sesame air tawar.
Ikan gurame adalah ikan air tawar yang
banyak digemari konsumen. Dagingnya empuk, rasanya enak dan gurih. Dan,
harganya pun lebih mahal kalau dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya.
Beberapa
jenis ikan gurame yang selama ini dikenal oleh masyarakat, antara lain:
Angsa, Jepun, Blausafir, Paris, Bastar dan Porselen. Gurame Porselen
lebih unggul dalam hal menghasilkan telur. Jika induk Bastar hanya mampu
menghasilkan 2.000-3.000 butir telur, Porselen memproduksi 10.000
butir. Karena itu Gurame Porselen disebut top of the pop.
Pemijahan ikan gurame adalah kegiatan menyatukan induk jantan yang sudah matang kelamin dan betina yang sudah matang gonad ke dalam satu kolam. Dengan disatukan keduanya, maka akan terjadi pemijahan. Pemijahan ikan gurame terjadi dengan sendirinya, atau dengan kata lain, ikan gurame akan memijah secara alami, bukan secara buatan.
Agar
terjadi pemijahan, maka harus dilakukan persiapan. Persiapan pertama
adalah kolam. Pada prinsipnya kolam pemijahan sama dengan kolam
pemeliharaan induk, baik kontruksi, ukuran dan persyaratan lainnya.
Persiapan kolamnya juga sama, mulai dari pengeringan perbaikan pematang,
dan pengisian air. Hanya satu perbedaannya, yaitu pada kolam pemijahan
diberi bahan pembuat sarang.
Bahan
pembuat sarang ikan gurame bisa berupa ijuk, bisa juga berupa sabuk
kelapa. Bila menggunakan ijuk, maka sebelum digunakan, ijuk harus
disisir terlebih dahulu, agar bersih. Selain itu harus dipilih ijuk yang
halus, agar sarang yang dibuatnya rapi. Demikian juga dengan sabuk
kelapa, maka sabuk kelapa juga harus disisir terlebih dahulu. Namun
sabuk kelapa itu sudah halus.
Bahan
pembuat sarang diletakan pada rak (para) yang telah disiapkan
sebelumnya. Rak dibuat dari anyaman belahan bambu yang berjarak 10 cm
dan berukuran panjang dan lebar kurang lebih satu meter. Pada tiap sudut
diletakan pada empat buah tiang bambu yang ditancapkan pada dasar
kolam. Bahan itu diletakan secara menyebar ke seluruh permukaan rak.
Jaraknya 10 cm di atas permukaan air.
Setelah
bahan pembuat sarang sudah diletakan, persiapan belum selesai. Ada alat
lain harus dipasang, yaitu sosog, suatu alat yang dibuat dari bambu
berbentuk seperti keranjang sampah berdiameter 20 cm, tapi pada ujungnya
bergagang. Sosog akan digunakan oleh ikan gurame sebagai tempat membuat
sarang. Sosog dipasang 10 cm di bawah permukaan air. Selain sosog bisa
juga keranjang sampah dengan berdiameter sama.
Bila
bahan pembuat sarang sudah diletakan dan sosog telah dipasang, berarti
persiapan pemijahan sudah selesai. Kalau sudah begitu induk jantan dan
betina bisa ditebar. Namun sebelumnya kedua jenis induk harus diseleksi
agar induk-induk yang ditebar betul-betul siap. Untuk mengetahui
kematangan induk dapat dilihat dari bibir bawah, warna tubuh, bentuk
perut, dan gerakannya.
Jantan
yang sudah matang berbibir bawah memerah, warna seluruh tubuh juga
memerah atu hitam terang, perut membentuk sudut tumpul, bersisik normal
dan gerakannya lincah. Sedangkan betina yang matang telur perutnya
membesar atau membulat, nampak sedikit benjolan, bersisik agak terbuka
atau tidak normal, dan gerakannya lamban.
Penebaran
ini dilakukan pagi hari. Karena pada saat itu suhu air masih rendah.
Padat tebar induk di kolam pemijahan 1 – 2 ekor/m2, dengan perbandingan
antara jantan dan betina 1 : 4. Jadi untuk kolam yang luasnya 20 m2
dapat ditebar induk sebanyak 24 ekor, yang terdiri dari 4 ekor induk
jantan dan 20 ekor induk betina.
Selama
pemijahan, induk harus diberi pakan tambahan. Tujuannya untuk
mendapatkan telur yang berkualitas baik dan jumlah yang banyak. Karena
dalam pemijahan ikan gurame tidak hanya untuk sekali pemanenan telur
Proses pemijahan
Proses
pemijahan ikan gurame berbeda dengan proses pemijahan ikan mas. Setelah
ditebar, induk ikan mas bisa langsung memijah dan telurnya bisa
dilihat. Sedangkan ikan gurame tidak, setelah ditebar, ikan gurame harus
beradaptasi terlebih dahulu. Proses ini berjalan cukup lama, bisa
sampai 2 minggu. Namun sambil beradaftasi biasanya mereka juga mencari
pasangannya.
Setelah
mendapatkan pasangan, maka jantan akan membuat sarang, yaitu dengan
menarik bahan pembuat sarang, lalu membawanya ke sosog dan meletakannya
di sana. Proses itu berlangsung berkali-kali hingga akhirnya sarang itu
tersusun dengan rapi, seperti sarang burung tetapi dengan pintu di
samping yang masih terbuka. Pembuatan sarang membutuhkan waktu minimal
seminggu. Selesai membuat sarang, jantan akan mengajak betina untuk
memijah.
Pemijahan
dimulai sore hari, dimana suasana sudah tenang, kadang bisa sampai
malam. Pada proses itu, induk betina akan mengeluarkan telur dari
perutnya dan meletakan telur itu dalam sarang. Pada saat yang bersamaan
induk jantan mengeluarkan sperma, hingga akhirnya terjadi pembuahan.
(Pesan sponsor klik iklan) Dalam proses itu tidak semua telur mulus
masuk ke dalam sarang, ada pula telur yang jatuh. Telur-telur yang jatuh
akan dipungut oleh jantan dengan mulutnya dan diletakan kembali dalam
sarang.
Selama
pemijahan, jantan sangat cekatan. Selain mengeluarkan sperma, memungut
telur dari dasar kolam, jantan juga terus menjaga sarang. Bila ada yang
mengganggu segera menghalaunya. Setelah telur dari induk betina habis,
jantan pun menghentikan spermanya. Selanjutnya jantan menutup pintu
sarang, dan pergi. Sedangkan sarang dijaga oleh induk betina, sambil
mengibas-ngibaskan siripnya untuk mensuplay oksigen pada telurnya.
0 komentar:
Posting Komentar